Teluk Jolilo Mengadakan Pesta Makanan Tradisional 2019 - Zonasuara: Kabar media online gratisan paling hits

Breaking

Kamis, 17 Januari 2019

Teluk Jolilo Mengadakan Pesta Makanan Tradisional 2019


Kabupaten Halmahera Barat (Halbar) di Propinsi Maluku Utara menaruh keragaman budaya, kuliner, serta didukung alam yang indah. Dalam Festival Teluk Jailolo 2019, semua kekuatan Kabupaten Halbar dalam menarik wisatawan dipertunjukkan.

Jumat (17/1/2019), beberapa type makanan ciri khas Halbar yang memiliki bahan basic sagu, ubi, serta ikan dipertunjukkan di Festival Teluk Jailolo 2019. Ini adalah festival ke enam kalinya diselenggarakan. Festival yang teratur diselenggarakan tiap-tiap tahun ini mempunyai tujuan untuk mengusung budaya suku-suku di Halbar, kekuatan kulinernya dan object pariwisatanya.

Dalam pembukaan pesta kuliner Festival Teluk Jailolo 2019 yang bertopik "Culture, People, Nature of West Halmahera", Bupati Halbar Namto H Roba mengakui bangga dengan titel kuliner ini. "Ini bukan masalah untuk memuaskan perasaan lapar, tetapi adalah warisan budaya yang butuh disosialisasikan serta dilestarikan," katanya.

Pesta kuliner ini menyertakan 9 kecamatan dengan tampilkan sekitar 82 kuliner ciri khas Halbar yang bergizi. Yang menarik, beberapa pakar kuliner dari Team Maharasa yang dipelopori chef Ragil Imam Wibowo serta Adzan Tri Budiman. Mereka dilibatkan supaya makanan yang diberikan lebih menarik serta wajar dikonsumsi wisatawan.

Namanya pesta kuliner, pelabuhan Jailolo juga jadi ramai beberapa ibu-ibu yang mengadakan makanan mereka. Ada pisang mulut bebek. Ini adalah pisang ciri khas Halmahera Barat yang cuma tumbuh di daerah ini. Pisang mulut bebek dapat digoreng atau di rebus dengan santan hingga diberi nama pisang santang.

Di Halbar pisang ini bukan dipakai menjadi makanan penutup tetapi menjadi makanan penting, seperti nasi. Diberi nama pisang mulut bebek, sebab menurut orang Halbar bentuk pisang ini serupa dengan lengkungan mulut bebek. Rasa-rasanya manis serta padat. "Saya telah coba tanam di Bogor serta Jogja, tetapi rasa-rasanya beda," kata Namto H Roba.

Ada kembali acar kuning, ikan bakar rica serta paniki. Paniki ialah daging kelelawar yang telah dibumbui. Saat daging paniki digigit, perasaan bumbu demikian meresap di mulut. Paniki di Halbar datang dari Kecamatan Tabaru.

Coba boko-boko, seperti nasi yang dibakar dalam bambu. Akan tetapi isi bambu terbagi dalam ikan, singkong serta kelapa parut. Lalu dibakar saat 5-10 menit. Satu batang bambu kurang dari semeter dihargai Rp 30.000.

Yang dicari-cari wisatawan pasti gohu ikan. Ramon Y Tungka, pemandu acara 100 Hari Keliling Indonesia (HKI) Kompas TV terlihat asik nikmati gohu ikan Halbar. "Enak, yuk cobain," tuturnya sekalian menyodorkan sepiring gohu ikan pada Zona Suara.

Ada yang mengatakan menjadi sashimi Jailolo sebab ikan yang dipakai ialah ikan mentah. Ikan yang masih tetap fresh ini dibikin bersih, diberi garam serta dipotong kecil-kecil seperti dadu. Setelah itu potongan ikan mentah ini digabung dengan bumbu kenari, bawang serta cabai atau rica burung. Diberi nama rica burung sebab bibit cabai ditebar oleh burung. Cabai ciri khas Halbar lebih kecil dari cabai rawit. "Amisnya ikan hilang karena terdapatnya lemon cui," kata Irine Yusiana Roba Putri, putri Bupati Halbar.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar